Blogroll

Senin, 27 Mei 2013

Trip Around South of Sulawesi

As always nyangkut di draft, late post deh. hahahha

November tahun lalu, tepatnya kapan aku lupa, dua orang teman di hari yang sama dan hanya berbeda waktu sepersekian menit tiba-tiba chating ngajakin ngetrip. Yang satu  bilang "air asia lagi promo ke makasaar 10rb pp, yuk". Yang satu lagi bilang "tante, duel trip makassar yuk". Siapa sih yang gak seneng diajak jalan-jalan? Ditambah lagi moto tahun ini adalah "diyana on vacation", ahahahah dan akupun mengiyakan ajakan mereka.Berburulah mereka tiket promo tersebut.. . Daannnn, yeeaaahhhh we've got it!
3 tiket pulang pergi jakarta-makassar-jakarta  berangkat tanggal 30 maret dan pulang tanggal 2 april 2013. Bisa kalian bayangkan gimana rasanya dapet tiket pesawat pulang pergi dengan harga RP.10.000? So amazing dan yang pasti percaya gak percaya kan. Aku sih gak ikut-ikutan dalam perburuan tiket tersebut, tau-tau udah dapet aja. muehehehe, perkenalkan temenku si promo hunter @widiastiulet dan @rizazal ;)

our tickets

Berbulan-bulan menanti , sempet galau gak jadi berangkat gegara mau resign dari kerjaan. Gakan punya uanglah, ini lah itu lah banyak yang harus difikirin kalo emang bener-bener jadi berangkat. Secara bukan perjalanan deket doang, Sulawesi guys please ! Cerita ke ibu sama bapak dan mereka nyaris gak percaya denger nominal harga tiketnya. Tapi untunglah mereka mengizinkan dan gak banyak larang-larang. Dan ternyata emang dasar rezeki, resign gak di acc dan gaji naik. Alhamdulillah, jadilah trip kali ini :D.  Akhirnya hari H pun tiba, sayang si promo hunter widi gak jadi ikut dikarenakan doi baru aja melangsungkan pernikahan (ada di postingan sebelumnya). And finally, aku ajak aja si ayam kate alias @nurulasnah buat gabung ke trip kita.

Pesawat take off jam 06.45 WIB, setelah shalat subuh Aku dan Nurul berangkat dari kosan menuju bandara. Udah janjian sama Ijal dan temennya yang ternyata gabung sama trip kita, namanya A benny. FYI aja nih ya, ini baru pertama kalinya aku naik pesawat omaygaaatttt. Baru di usia menjelang 21 tahun kali pertama naik burung besi itu, wkwkwkwk. Dulu sempet sering minta ikut ke Bapak kalo pas lagi tugas di luar pulau buat ikut naik pesawat doang, yakali disangka mau jalan-jalan apayak haha (intermezo). Dan setelah selesai check in kita menuju ruang tunggu, jam setengah tujuh kurang kita udah masuk ke pesawat. Perjalanan Jakarta-Ujung Pandang itu kurang lebih sekitar 2,5jam. Sekitar jam setengah 10 waktu setempat burung besi itu mendarat di Bandara Sultan Hassanudin, welcome  Makassar :)

Sesuai itinerary yang udah kita buat, selama 4 hari kita bakalan mengitari Sulawesi Selatan. Dan destinasi pertama adalah Pulau Samalona. Salah satu pulau dari gugusan kepulauan spermonde ini cukup banyak diminati wisatawan, terbukti dengan banyaknya catatan perjalanan yang dimuat di blog para traveller dan backpacker. Pulau Samalona termasuk ke dalam wilayah Kota Makassar, tepatnya di kecamatan Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Menurut informasi, disekitaran Pulau Samalona ini terdapat kapal yang karam peninggalan Perang Dunia ke-II yang sekarang menjadi tempat tinggal para biota laut. Mungkin ini salah satu yang menyebabkan pemandangan bawah laut di Pulau samalona menjadi lebih beraneka ragam dan menjadi daya tarik tersendiri. Tidak jauh dari Pulau Samalona ada Pulau Kodingareng Keke, sedikit lebih kecil dan lebih sepi dibandingkan Pulau Samalona.

Benteng Fort Rotterdam

Day 1. Perjalanan dari bandara menuju Pulau Samalona kurang lebih 1 jam. Sekitar 30 menit sampai di pelabuhan dengan menggunakan taxi, ongkos sekitar RP. 80.000. Dilanjut kurang lebih 30 menit dengan menggunakan kapal, tarif per kapal itu sekitar RP. 300.000, harus pinter nawarnya aja sih sama Daeng yang narik kapal nya. Letak pelabuhan dekat dengan Benteng Fort Rotterdam, atau Benteng Ujung Pandang. Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar. Puas menikmati keindahan Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona, kami bersiap melanjutkan perjalanan. Destinasi selanjutnya adalah Tana Toraja. Sebelum menuju terminal, kami menyempatkan mengunjungi Pantai Losari, sebenernya gak ke Losari juga sih soalnya cuman mampir bentar makan pisang epek dan ikut shalat di masjid terapung. Losari merupakan  icon  Kota Makassar. Katanya gak ke Makassar kalo gak ke Losari, jadi kita? Ah sudah lah. Sesuai jadwal, kita sengaja mengambil jam malam untuk pergi Toraja, soalnya perjalanan kesana cukup memakan waktu, 9 jam. Macem perjalanan jakarta-Jogja pake kereta ekonomi aja yak. Bisnya mancap banget, kursinya empuk, sanggahan buat kakinya agak panjang dan ada selimutnya haha. pokoknya nyaman banget buat bobo deh ;)

Pulau kodingareng keke

full team kodingareng samalona island

City Of Makassar dan masjid terapung Losari

Day 2. Sampai di Tana Toraja sekitar jam 05.00 WITA, langsung cari warung buat sarapan dan masjid sekalian bersih-bersih. Kemudian pergi ke tempat penyewaan motor. Kita berempat ditambah satu travelmate dari Kalimantan, Fredy, memulai perjalanan di Tana Toraja. Tujuan pertama adalah Kete Kesu.Merupakan salahsatu tempat wisata yang terdapat rumah adat Toraja, yaitu Rumah Tongkonan. Masuk ke bagian dalam terdapat makam di dalam goa, yang hanya bersisa tulang belulang rangka manusia. Ditemani  dua orang anak kecil penduduk setempat kita dijelaskan mengenai sejarah Kete Kesu dan segala yang ada di dalamnya tersebut.Katanya, sekitaran Bulan Juni disini selalu ada acara gitu deh. Semacam perayaan upacara adat, potong kerbau, babi dll. Next time kemari lagi deh. Selanjutnya adalah Batu Lemo, sekitar 15 menit dengan menggunakan sepeda motor dari Kete kesu. Kuburan di atas bebatuan dengan boneka di bentuk menyerupai jenazah bernama Tau-Tau. Hanya dua tempat itu yang sempat kita singgahi di Tana Toraja, sepeda motor yang disewa Ijal dan Aku ternyata tidak mendukung kita untuk melakukan perjalanan ke banyak tempat. Dua kali ban bocor dan tidak ada tempat tambal ban, alhasil dua kali pula ganti ban dalem (bangkar), sabar ya Jal :)

Kete Kesu

Bersama guide cilik dan tulang belulang

Batu Lemo

Di Tana Toraja harus selektif memilih makanan, susah cari masakan halal yang ada kebanyakan masakan babi dan anjing. Selepas istrahat di masjid terdekat, shalat dan yang pasti makan duren (hahahhaha) kita berempat cari tempat karaoke. (jauh-jauh ke Toraja yang di cari tempat karaoke juga). Dan berhasillah kita terdampar di Christo Cafe and Karaoke. Kalo nanti ada temen-temen yang baca tulisan ngawur gue ini dan ngetrip ke Toraja jangan lupa mampir ke tempat ini, sumpeh deh ownernya baek banget. Mama sama Papa Christo welcome banget sama para tamu, makanan yang dijual juga halal semua. Dan yang pasti disini tuh surga banget buat para traveler yang fakir charger, karena di cafe ini tuh banyak banget colokan buat ngecharge Hp wkwkwkkwkwk. Dan ini kali pertama kita berempat mandi di cafe, Mama Christo mempersilakan kita memakai kamar mandi cafe buat bersih-bersih, baik banget gak sih ? Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian :). Selepas isya kita berempat pamit, bis yang akan membawa kita kembali ke Makassar berangkat jam 20.00. Berbekal obat anti mabok yang berfungsi sebagai obat tidur gue berhasil terlelap selama perjalanan, gak kira2 dari jam sembilan malem gue baru kebangun pas subuh, gak nyampe 15menit sebelum akhirnya kita turun dari bis, gokil jadi bangke.

Day 3. Tujuan selanjutnya adalah Pulau Bira. Turun dari bis brb langsung naik taxi menuju terminal Malangkeri. Disana kita bakalan naik bis lagi menuju Bulukumba, tanjung Bira. Nyampe di Malangkeri langsung cari masjid buat shalat subuh. Ternyata bis kalo sepagi itu belum ada, adanya pete-pete, mobil sejenis kijang avanza dll. Setelah tawar menawar dan harga deal, kita bakalan dianter sampe ke Tanjung Bira dengan ongkos perorang Rp. 50.000.Perjalanan Malangkeri-Tanjung Bira itu kurang lebih 6 jam. Selama di perjalanan kita akan disuguhkan pemandangan yang bener-bener keren. Sawah yang udah mirip kek savaca ditambah kambing dan kerbau, tambak garam yang berdekatan langsung dengan laut, ah pokoknya pemandangannya keren banget, di Jakarta mana ada. sekitar jan 12 atau setengah satu kita sampe di Pulau Bira, yeeeaaahhhh welcome beach. Cari-cari penginapan dan akhirnya kita dapet penginapan yang cukup terjangkau ditambah pemiliknya yang super baik. Pulau Bira itu keren banget, you can imagine, the island with the whitest and finest sand in the world, putiiihhhhhh banget haluusssss banget, it's like flour. Istirahat sambil tiduran bentar karena kita udah janjian sama tukang kapal mau ke Pulau Liukang dan Pulau Kambing sembari snorkeling, jam 3 kita berangkat. Makanan yang dipesen buat makan siang di pemilik penginapan pun kita bawa ke kapal.
Welcome Bira, dan pembuatan perahu pinisi

Bira Island


Destinasi kita adalah Pulau Kambing. You know why they're called this island as Pulau Kambing? Yap, karena emang dipulau ini banyak kambingnya. Gak ada penghuni lain dipulau ini selain para kambing-kambing yang sengaja dibawa dari daratan oleh para nelayan. Spot untuk snorkeling disini juga cukup bagus, wah keren deh pokoknya. Spot snorkeling selanjutnya adalah Pulau Liukang Loe, pulau ini berpenduduk loh. Ada sekolah, tempat makan, penginapan dan yg pasti rumah-rumah penduduk. Spot snorkeling disini lebih bagus dibanding Pulau Kambing. Lebih keliatan ikan-ikannya walopun gak begitu banyak. Sayang kita kesorean jadi gak agak diburu-buru waktu gitu deh. But so far, we enjoyed it :) Walaupun sangat disayangkan sekali gak ada dkumentasi disini, memori card yang dikamera gak kebaca. Ah yasudahlah, yang pasti semuanya sudah terekam jelas dipikiran, dimata, dan dihati. tttsssaaaahhhhhhh
On the island with the whites and finest sand in the world

Kembali ke penginapan, mandi bersih bersih lalu kemudian bermalasan diatas kasur. Mikir keras gimana caranya besok bikin alibi ke kantor karena cuti cuman nyampe hari senin doang. Akhirnya kita sepakat pakai alasan "ketinggalan pesawat karena salah liat jam" hahaha secara WIB ama WITA kan emang beda sejam. Makan malam tiba, kita berempat bergegas ke warung pinggir pantai tempat kita makan malem. Menunya ikan bakar, udang saus tiram ditambah sayur pecay. Berasa dimasakin sama orang rumah jadinya. Ngobrol ampe puas sambil nikmatin malem terakhir, nikmatin semilir angin pantai, nikmatin deru ombak. Dan, terimakasih Allah atas kesempatan kali in, atas kesempatan menginjakan kaki di Pulau ini, merasakan dan menikmati segala keindahannya. Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Keesokan paginya setelah sarapan  popmie (kepaksa) kita balik ke Makassar, sekitar jam sembilan pagi kita berangkat. See you next time Bira, terimakasih untuk kelembutannya :)
Perjalanan Bira-Makassar berasa lamaaaaaa sekali. Mampir sebentar makan coto makassar yang gatau itu rasanya begimana, flat. Jam tiga sore kita nyampe di terminal Malangkeri dan gue disekap sama si supir karena belom bayar ongkos sementara temen-temen yang lain dengan wolesnya jalan duluan ninggalin gue (miris). Dan di terminal pula kita berpisah sama A Benny, soalnya dia masih ada sehari lagi di Makassar sementara Aku, Ijal dan Nurul harus cepe-cepet ke bandara ngejar pesawat jam tujuh malem nanti. Mampir dulu beli oleh-oleh buat temen dan keluarga. Nyempetin ketemu temennya Ijal yang di Makassar dan berhasil masuk museum Fort Rotterdam untk pertama kalinya hahaha. Juga ketemu temen dan kaka kelas se-almamater waktu sekolah. Dasar budak STM jarambah nyebar dimana-mana ada aja :D
Dan, waktunya tubbie berpisaahhhhhh, berasa sedih deh sebenernya. Makassar dengan segala kekerasan dan kelembutannya, semoga nanti bisa kesana lagi aamiin.

sama temen baru di dalem benteng fort rotterdam

ujung kiri pake batik Kang Sodikin, kakak kelas. ujung kanan Yoga temen seangkatan



kelakuan muke jebag, on the plane



Jam 7waktu setempat pesawat mulai take off. Dan, dasar anak-anak gila semua kaliya didalem pesawat berasa didalem kereta ekonomi ahahahha. Yang paling penting adalah, adanya mugara ganteng yang bikin gue ama Nurul kek orang baru liat cowok ganteng hahaha. Sekitar jam sembilan malem waktu Jakarta akhirnya kita kembali ke perantauan (hometown kan di parahyangan). And finally, we must to finish our trip. Balik ke kosan masing-masing, dan sampai jumpa di Diyana On Vacation selanjutnya :)


5 komentar:

  1. HUaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. :(((

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi, nanti lagi ikut yaa :D

      Hapus
    2. Nggak ada estimasi biaya nih? Padahal pasti dibutuhin banget buat backpacker... ;)

      Hapus
    3. aahhh ia aku lupa, ntar aku edit lg deh ;)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus