Blogroll

Selasa, 23 April 2019

Menjaga Kesadaran dan Kewarasan ala Ibun Diyana

Sebagai seorang ibu yang sudah memiliki anak, dan anaknya sudah lebih dari satu tapi masih kurang dari tiga, (jadi berapa hayooo? awas jangan salah hitung kayak ono lho yaa wkwkwkwk apaan sih ga jelas amat) menjaga kesadaran dan kewarasan diri itu amatlah penting. Kenapa? Karena ya ketika tingkat kesadaran dan kewarasan berkurang, akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita sebagai seorang istri dan ibu dalam membersamai suami dan anak-anak. Terus kalau tingkat kesadaran dan kewarasan mulai menurun, apa yang biasanya terjadi? Kalau aku ya, jadinya tuh suka banget kukulutus gak jelas. Ngomel-ngomel gitu guys, ngedumel. Karena apa? Karena banyak faktor. Misalnya apa? Misalnya tuh karena kelelahan, lelah ngurusin rumah, ngurusin anak-anak, lelah karena ngerasa apa-apa serba sendiri dan gak ada yang mau mengerti. tsaaahhhh
Jadi harus gimana atuh biar tetep sadar dan waras? Nih ya ada beberapa tips untuk menjaga kesadaran dan kewarasan ala aku guys, hal-hal apa saja yang aku lakukan agar kesadaran dan kewarasanku tetap stabil.

Pertama, hal yang pertama aku lakukan dalam menjaga kesadaran dan kewarasan adalah berkomunikasi dengan suami sebagai partner sehidup sesurga kelak (aamiin) mengenai apa saja, mengenai apapun. Misal nih ya mengenai tugas domestik di rumah dan ngurus anak. Aku kalau udah capek banget ngurusin kerjaan rumah dan ngurus anak biasanya selalu bilang ke suami. Ngeluh ya ini namanya? Ya apapun itu namanya tapi aku lebih seneng sebut itu sebagai curhat haha. Aku kadang gak perduli sih responnya bagaimana, yang pasti aku mengeluarkan apa yang aku rasakan hari itu walaupun hanya sekedar lewat pesan singkat di whatsapp. “Yah Anjani hari ini lagi bageur pisan”, atau “ih cucian piring sama nyapu dari tadi meni gak beres-beres”. Well done, aku gak perduli respon apapun yang akan suami aku berikan yang pasti aku sudah mengeluarkan unek-unek pada saat itu. Atau kalau gak pas suami udah pulang barulah cerita panjang kali tinggi kali lebar soal apapun yang terjadi hari itu. Jadi suami tau tuh kita seharian ngapain aja dirumah sama anak-anak. Hal apa yang membuat kita kesal, mumet atau lelah. gituuuuu

Yang kedua, jangan segan minta tolong suami. Minta tolong dalam hal apa nih? Ya dalam hal apapun. Misalnya beberes rumah, nyuci baju, nyuci piring, jagain anak-anak, mandiin anak-anak, dll yang sekiranya suami bisa bantu. Biar apa? Biar suami tau atuh guys walaupun kita dirumah aja tapi kerjaan kita tuh gak abis-abis, 24 Jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun. Biar suami juga tau apa yang setiap hari kita kerjakan. Lah kan emang tugasnya istri atuh itu mah. Laah emang iya, tapi kan gak ada salahnya juga minta tolong suami sendiri. Yang penting bukan minta tolong suami tetangga wkwk

Yang ketiga, ketika suami belum bisa membantu pekerjaan kita, kita bisa delegasikan atau minta bantuan orang lain yang kita percaya. Misal nih ART infal gitu, yang gak nginep dirumah tapi bisa bantu beberes, nyuci dll. Terus tugas istri ngapain atuh kalau ada yang bantu-bantu? Ya kan gak harus tiap hari dan tiap kerjaan kita delegasikan juga. Yang penting mah biar kita gak ngerasa begitu capek aja sama pekerjaan yang ada terus-terusan walaupun dirumah aja. Karena kalau kita ngerasa lelah dan capek kan otomatis sikap dan perilaku kita ke anak dan suami suka rada-rada sensi gimana gitu kan ya (aku sih ini). Jadi ya gak ada salahnya minta bantuan, bukan maksud mengesampingkan tugas kita sebagai istri dan ibu, hanya untuk mengurangi resiko kelelahan yang akan berakibat dan mempengaruhi tingkat kesadaran dan kewarasan. Sehingga akan mampu membersamai suami dan anak-anak dengan fisik yang lebih fresh. 

Yang keempat, menurunkan standar. Standar apa ceu? Standar motor? Yakaliiiii, bukan atuh. Standar disini ada beberapa, misalnya:
Standar Kebersihan dan Kerapihan Rumah. Untuk aku yang notabene gak mau menggunakan jasa ART, maka standar kebersihan dan kerapihan rumah harus diturunkan. Kenapa? Karena kalau ingin rumah selalu rapi dan bersih sementara kondisi kita punya anak ya gak akan bisa. Mainan berserakanlah, makanan atau minuman yang tumpahlah dan lain sebagainya yang bisa menyebabkan rumah tampak acak-acakan dan semrawut. Yang penting anak-anak anteng dan betah aja main dirumah. Tapi ini bukan acuan sehingga kita terlalu banyak berleha-leha dan membiarkan rumah berantakan. Hanya menurunkan standarnya aja, kayak misalkan nih pagi-pagi biasanya rumah udah rapi bersih kinclong wangi, tapi karena semenjak punya anak waktu untuk beberes dan bersih-bersihpun menjadi terbagi dengan hal dan kegiatan lainnya, maka dengan beberes dan nyapu itu udah cukup menurutku, ngepel bisa nanti pas anak-anak tidur siang atau setelah anak-anak tidur malam. 

Standar kemampuan anak. Yawww ini nih yang sering menyebabkan mompetition atau kompetisi antar Ibu. Lihat anak lain udah bisa ini sementara anak kita belum, stres. Denger omongan orang soal anak kita yang ana ini unu ene ono, stres. There’s no mompetition, karena setiap anak itu unik. Mereka terlahir dengan kemampuan yang berbeda. Jadi ya gak usah stres dan pusing liat anak sebelah lebih soal apapun di bandingkan dengan anak kita. Woleessssss aja shaayyy

Ibu perempuan multitasking. Iyaa emang bener perempuan itu multitaskingnya kebangetan sampe apa-apa tuh inginnya dikerjakan sendiri. Tapi kita juga harus sadar betul akan kemampuan dan kapasitas kita seperti apa. Jangan apa-apa ingin dikerjakan sendiri tapinya anak-anak dan suami malah terbengkalai. Apa-apa ingin dikerjakan sendiri giliran ada kerjaan yang belum beres stresnya minta ampun. Jadi kayak yang aku bilang di poin sebelumnya ya, delegasikan saja pekerjaan yang sekiranya kita gak akan sempet kerjakan dan gak bisa kalau dikerjakan sendiri. Karena there’s no perfect mother, but there’s a happy mother. Gak ada ibu yang sempurna, tapi kita bisa menjadi ibu yang bahagia. Ibu yang bahagia akan mampu membersamai dan membuat anak-anak dan suaminya juga turut bahagia.

It doesn’t matter untuk stok frozen food di dalam kulkas. Aku pribadi sering banget stock frozen food semacam sosis, nugget dan lain sebagainya. Karena eh karena kita sebagai ibu kan kejar-kejaran sama waktu ya untuk mengerjakan yang lain. Jadi kalau gak sempat bikin sarapan tinggal goreng-goreng aja. Atau misal kita cuman bisa masak nasi aja terus lauknya beli, atau juga pakai layanan pesan antar makanan kan sekarang udah gampang bangetlah ya. Aku sesekali juga gitu kok, kalau memang pas mood masak menghilang beli aja makan diluar. Cuman kalau tiap hari beli masakan diluar ku tak shanggup, bisa jebol perekonomian keluarga ahahaha bochorrr bochoorrrr.

Kelima, ini yang gak kalah penting banget untuk menjaga kesadaran dan kewarasan setiap Ibu adalah Me Time. Yups, me time itu penting sekali bagi setiap Ibu, entah itu untuk working mom ataupun untuk full time mom at home. The one of important thing sih kalau menurutku. Karena kebanyakan ibu-ibu itu saking sibuknya ngurusin rumah, anak dan suami suka mengabaikan diri sendiri yang sebetulnya juga punya hak untuk disenangkan. Dan me time menurutku ini bukan hanya dilakukan dengan cara yang hedonisme atau keluarkan uang berlebih. Soalnya selain dilakukan diluar rumah, me time  juga bisa dilakukan didalam rumah. Misal nih kegiatan me time di dalam rumah itu kalau aku, makan indomie rebus pake telor dan cabe rawit pas anak-anak tidur siang sambil nonton drama korea (hayo siapa yang samaan kayak begini haha cees lah kita berarti), jajan seblak hahhaa,  baca buku atau menulis, mandi dengan santai, tidur siang dengan nyenyak. Terus kalau me time yang mengharuskan aku keluar rumah paling ke salon depan kompleks untuk creambath. Nah selama kita melakukan me time ini kita bisa titipkan anak-anak ke suami, kan gak lama ya paling lama juga sekitar 2 jam. 2 jam untuk merefresh kembali semangat kita. Dan aku yakin ketika kita sudah meluangkan waktu untuk menyenangkan diri sendiri, maka kita akan mempunyai energi yang lebih lagi dalam menghadapi dan membersamai anak-anak serta suami. Happy banget loh aku kalau udah me time.

Selanjutnya adalah, minta waktu dan jatah untuk jalan-jalan. Jalan-jalan versi aku ini ya bukan tamasya keliling kota bahkan ke luar kota. Tapi jalan-jalan ke luar rumah even hanya ke depan kompleks untuk beli jajanan dan jus buah wkwkwkwk. Atau misalkan ke Car Free Day ke Alun-Alun di hari Minggu buat jajan dan numpang sarapan. Atau misalkan main ke perumahan sebelah sore-sore untuk melihat kerbau mandi wkwkwk. Secara kan ya 24 jam sehari, 7 hari seminggu masa nguprek aja di dalam rumah kan bosen banget. Padahal pada dasarnya aku betah loh diem didalam rumah 24 jam tanpa keluar pintu. Tapi kan gak mungkin juga, kalau nyuci otomatis jemur cucian di luar. Terus kan kasihan juga anak-anak masa dikurung terus di dalam rumah, gak bagus untuk perkembangan psikisnya. Belajar sosialisasi anak dan mamaknya juga. Jadi kadang kalo sore aku suka ajak anak-anak jalan-jalan muterin blok perumahan sambil say hay sama para tetangga. Harus kenal guys sama tetangga tuh walau gak deket-deket banget juga seenggaknya mereka tahu kalau kita berada diantara mereka haha. 

Lalu jangan lupakan Couple Time dan  Quality Time. Aku pribadi untuk couple time ini paling dilakukan dirumah aja ya guys, kayak misal pas anak-anak lagi tidur aku dan suami ngobrol-ngobrol sambil ngopi santai. Ngobrolin apa aja kita mah ngalor ngidul, mulai dari ngobrolin anak-anak, rencana pendidikan mereka, ngobrolin anggaran belanja dan keuangan keluarga, cerita soal pekerjaan suami, pokoknya apapun diobrolin. Secara kita adalah perantau jadi gak ada keluarga yang bisa dititipin anak-anak kalau kita mau couple time ke luar rumah, jadi kita maksimalkan waktu dirumah saja pemirsa. Terus Quality time, ini bisa dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Tanpa tv, gadget, pokoknya waktu khusus yang berkualitas bersama seluruh anggota keluarga. Keluargaku ya biasanya paling diem dikamar sambil bacain buku untuk anak-anak, terus ngobrol dan cerita soal kegiatan apa saja yang sudah dilakukan anak-anak, biasanya Anjani anak pertamaku sudah mulai banyak bercerita, atau main-mainan kuda-kudaan, karena sesungguhnya mainan terbaik untuk anak-anak itu adalah tubuh orang tuanya. Jadi kita akan sesering mungkin melakukan kontak fisik dalam permainan bersama anak-anak.

Jadi ya begitulah kira-kira hal apa saja yang aku lakukan dalam menjaga kesadaran dan kewarasanku. Hal tersebut sangat penting aku lakukan agar aku terhindar dari stres dan jenuh, agar tetap sadar dan waras dalam membersamai suami dan anak-anak. Aku yakin sih setiap Ibu punya cara sendiri yang dilakukan, jadi ini hanya opini dan caraku aja ya. Yang penting jadilah Ibu yang bahagia, karena suami dan anak-anak yang bahagia itu tumbuh bersama Ibu yang bahagia. Keep sadar dan waras ya guyssss, semangaaatttt !!!


Salam, 
Ibun Diyana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar