Blogroll

Senin, 02 Februari 2015

And now our story begin.. .

sebelas januari bertemumenjalani kisah cinta ininaluri berkata engkaulah milikku0

Yap, tanggal sebelas januari 2015 adalah hari yang sangat bersejarah bagi saya. Dimana seorang laki-laki pilihan telah mengucapkan Ijabnya, dimana pada hari itu saya dan dia dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. 
Terhitung dari tulisan ini dibuat, berarti sudah 23 hari saya menjadi seorang istri. Seorang istri dari laki-laki yang ternyata sudah saya kenal selama lebih dari 10 tahun. Siapa yang menyangka bahwa surat cinta monyet yang pernah dia buat untuk saya pada saat kami sama-sama menginjakkan kaki di bangku sekolah menengah pertama (SMP) itu akan mengantarkan kami pada sebuah ikatan yang sakral, pernikahan.

Banyak yang tidak menyangka bahwa kami berdua menikah. Tentu, jangankan orang lain, sayapun sama tidak menyangka. Tidak pernah terpikir sedikitpun bahwa saya akan menjalani hubungan serius dengan lelaki ini. Lelaki yang selama 10 tahun saya kenal sebagai teman, sebagai sahabat. (Gimana gak bisa sahabatan, orang dari SMP sampe STM aja sekelas. bahkan waktu TK pun kita barengan cuman beda kelas aja  hehe)

Pernikahan adalah impian setiap perempuan. Dipersuting lelaki idaman adalah harapan. Begitu juga dengan saya. Saya yang selalu ngiler tiap kali mendapatkan wedding invitation dari teman, dan berfikir "giliran gue kapan yak". Sempat menjalani hubungan dengan seseorang menyebabkan saya memutuskan untuk menutup diri dari "pacaran". Trauma? enggak juga sih, tapi lebih kepada menyadari bahwa ternyata hal semacam itu tidak berdampak baik untuk saya. Hingga akhirnya kalimat inipun muncul "Allah, aku gak mau pacaran lagi, kalau ada cowok yang suka sama aku suruh aja datengin Bapak". Itulah kalimat yang selalu saya ucapkan selepas shalat.

Hingga pada akhirnya disuatu malam, Allah menjawab doa saya.  Melalui pesan singkat blackberry messanger, lelaki itu menyatakan maksudnya terhadap saya. pesan singkat yang saya tanggapi hanya dengan senyum ketawa-ketiwi dengan nada bercanda. Pesan singkat yang ternyata mengantarkan hati saya pada keyakinan bahwa dia adalah lelaki yang dipilih oleh Allah untuk melengkapi saya.
Yap, lelaki itu adalah Muhamad Reza Fahru Nazar. Lelaki yang sdah saya kenal semenjak kami sama-sama menduduki bangku SMP. Yang ternyata kemudian masih dipertemukan lagi ketika menduduki bangku STM. 3 tahun di SMP, dan  4 tahun di STM, membuat saya mengenali sosoknya sebagai lelaki yang begitu baik. Selama itu pula kami bahkan saling bercerita tentang orang-orang yang kami kagumi masing-masing. Tapi ternyata rencana Allah itu lain, kamilah yang ternyata dipersatukan untuk saling mengisi cerita di kemudian hari.

Sungguh, tak ada kalimat "mau jadi pacaar aku", atau "aku suka sama kamu", yang ada hanyalah "aku memilihmu untuk menjadi istri, untuk menjadi ibu dari anak-anakku kelak". You can imagine? ketika seorang wanita mendapatkan kalimat seperti itu dari seorang lelaki, mungkinkah hanya bercanda? Ketika itu pula saya memintanya untuk bertemu dengan kedua orangtua saya, dan dia menyanggupi. Allah, jodoh itu begitu dekat ternyata :)

Tidak lama dari pesan singkat itu, dia akhirnya menemui orangtua saya dan menyampaikan maksudnya. Tanggapan orangtua sayapun baik, menyerahkan semua kepada saya. (waktu itu masih gak nyangka ada yang ngajakin nikah).
Agustus 2014, dia datang bersama keluarganya untuk melamar saya. Lalu kemudian ditentukanlah waktu akad nikah pada bulan Januari.
Semuanya berjalan dengan lancar, begitu alami, dan diberikan kemudahan. Sampai pada waktunya tanggal 11 Januari 2015 kalimat itu terdengar dengan jelas,
"saya terima nikahnya dan kawinnya Diyana Rizma Rumanggit binti Gegen Rahardjo dengan maskawin tersebut tunai", alhamdulillah saya telah sah menjadi seorang istri.

Benar, tidak ada sesuatu yang lebih indah daripada dua orang yang saling mencintai selain pernikahan. Semua terasa berbeda. Hari itu, kami dipersatukan menjadi suami istri. Hari itu, saya terlepas dari tanggungan orang tua saya. Mulai hari itu, saya benar-benar merasa menjadi wanita yang berbahagia. Alhamdulillah, Alah terima kasih, maka NikmatMu yang manakah yang akan aku dustakan?

Terhitung mulai dari hari itu, kami sama-sama belajar. Belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Belajar untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Belajar untuk selalu memperbaiki diri. Tidak ada yang tidak membahagiakan ketika kita memasrahkan dan mempercayakan semuanya kepada Allah.



dear beloved husband.. .
Hai a, aa pasti baca tulisan ini (soalnya pasti aku upload di sosmed hehe). Aku gak tau harus mulai dari mana, tapi yang pasti aku mau bilang makasih banyak ke aa. Makasih untuk semua yang udah aa lakuin buat aku, buat keluarga aku, buat nunjukin ke Ibu dan Bapak kalau aa bener-bener serius mau jagain aku. Makasih untuk semua perhatian, pengertian, dan kasih sayang yang sampe saat ini aku gak pernah ngerasa kurang. Makasih udah jadi sosok yang selalu mengagumkan setiap harinya. Menjadi sosok yang ketika aku lagi bareng-bareng sama aa gak mau berakhir. Maaf kalau belum bisa jadi istri yang diharepin, tapi aku bakalan selalu berusaha buat jadi istri yang baik, buat jadi ISIS kayak yang aa mau, (istri solehah idaman suami). Banyak hal yang aku dapet dari aa, banyak hal yang bisa aku pelajarin setiap harinya. Jangan bosen buat selalu ngingetin aku dalam kebaikan, jangan bosen bimbing dan nasehatin aku ketika aku ngeyel. Makasih banyak udah mau nerima kekurangan sama kelebihan aku. Kita sama-sama belajar buat jadi pribadi yang lebih baik kedepannya, jadi pribadi yang makin hari makin deket sama Allah. Mudah-mudahan kita cepet dikasih dede ya a hehe aamiin. Semoga Allah selalu kasih rahmatnya buat pernikahan kita, semoga kita bisa jadi keluarga sakinah mawadah warahmah, dilimpahin rezeki yang cukup, yang berkah, dan selalu dikelilingi kebahagiaan aamiin.

your beloved wife,
bibilung :*
and now our story begin