Blogroll

Jumat, 15 Maret 2019

Arbani, si Anak Lanang Ganteng Kalem

Anak kedua ku laki-laki. Lahir ketika usia anak sulungku baru saja satu tahun setengah. Namanya Arbani, lengkapnya Arbani Damar Panuluh. Iya, kala itu aku sedang hobi-hobinya nonton pesinetron Arbani Yazis dalam sinetron Roman Picisan. Emak-emak banget ya gue doyan sinetron wkwkwk

Sebetulnya, kehamilan ke dua ini adalah sesuatu yang sudah direncanakan namun tidak diprediksikan. alah.. bahasa apa ini ya. Jadi ya mungkin bisa jadi orang-orang akan bilang ini kebablasan atau kebobolan ahaha (cuman orang dewasa yang udah nikah lah yang bisa ngerti).
Dulu ya, pas awal-awal nikah emang sempet nyeletuk. Pengen punya anak banyak, tunji alias sataun hiji ahaha. Dan ya Alhamdulillah ternyata Allah ijabah. Pada mulanya aku bingung sebetulnya harus bahagia atau sedih ketika aku tau kalau aku harus hamil anak ke dua. Senang karena  Alhamdulillah Allah beri aku kepercayaan untuk mengandung dan memiliki anak lagi, tapi disisi lain kusedih karena anak sulungku Anjani
 baru berusia 9 bulan. Betapa aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku harus menjalani kehamilan sambil mengurus anak yang masih berusia 9 bulan. Sedang aktif-aktifnya merangkak kesana kemari dan sangat amat membutuhkan banyak perhatian. Tapi ketika aku merenungi kembali, betapa diluar sana banyak yang masih berharap dan berusaha untuk bisa hamil dan mempunyai anak, aku bersyukur sekali karena aku yakin Allah tau aku mampu.

Betapa bahagianya aku ketika melakukan USG di usia 5 bulan,  bahwa janin yang ku kandung berjenis kelamin laki-laki. Artinya aku akan memiliki sepasang anak perempuan dan laki-laki.

6 Desember 2017, anak lelakiku terlahir kedunia. Melalui persalinan normal yang sama nikmatnya seperti dulu melahirkan anak pertama. Alhamdulillah wasyukurilah.. .
Selalu menyenangkan memiliki bayi baru dengan segala kerepotan dan keriweuhannya. Selalu ada asa baru dari setiap kelahiran. Selalu ada harapan dan doa-doa yang terpanjat dalam setiap hembusan nafas. Arbani Damar Panuluh, nama yang kami sematkan padanya. Nama yang berarti Seorang anak lelaki yang fasih lisannya, yang akan menjadi penerang dan penolong. Begitulah doa yang kami panjatkan dalam namanya.


Kini Arbani kami sudah berusia 1 tahun 3 bulan. Sedang dalam masa aktif-aktifnya. Yang kalau pintu pager kebuka bakalan langsung kabur keluar rumah. Yang hobi banget nonton Nussa dan Rara. Yang nemplok banget sama Ibunnya. Ah Bani, kehadiranmu yang dulu sempat kutangisi karena segala keterbatasanku, kini harus kutangisi pula karena bahagia telah memilikimu. Terima kasih sudah hadir diantara Ayah, Ibun dan kakak Anjani ya ban-banku. Kami semua menyayangimu 😙


Salam,

Ibun Diyana.. .

Minggu, 10 Maret 2019

Cikal-ku, Si Anak Sulung Yang Cantik


Namanya Anjani, terlahir sebagai puteri sulungku setelah sebelumnya aku mengalami keguguran di usia kandungan yang masih baru 5 minggu. (ada di postingan sebelumnya). Tujuh bulan setelah keguguran itu, aku baru diamanahi untuk bisa hamil kembali. Lahir pada Bulan Juli 2016. Dulu kukira Anjani akan lahir bertepatan dengan hari kelahiranku, namun ternyata tidak. 2 hari sebelum hari kelahiranku yang jatuh pada tanggal 10 Juli, dia lahir ke dunia yaitu pada tanggal 8 Juli. Dan itu merupakan hadiah terindah selama hidupku. Aku menjadi seorang Ibu di usiaku yang ke 24 tahun.

Namanya Anjani Alka Ufaira. Anak Perempuan yang Ramah, Cantik dan Pemberani. Itulah nama yang kami sematkan padanya. Nama yang kami sematkan sebagai doa kepada Dia yang menganugerahkan dan mengamanahi kami seorang gadis yang cantik. 

Sekarang Anjani sudah berusia 2 tahun 8 bulan. Sudah tumbuh menjadi anak perempuan yang ramah, cantik dan pemberani sesuai namanya. Anak perempuan yang senang sekali bermain air dan perosotan. Anak perempuan yang terpaksa harus dewasa sebelum waktunya karena telalu kecil untuk menjadi seorang kakak (akan kuceritakan di postingan berikutnya). Namun sungguh, Anjani adalah yang pertama untukku dan suamiku. Yang pertama mengajarkan kami menjadi orangtua, yang pertama mengajarkan kami tentang kesabaran, yang pertama memanggil kami sebagai Ayah dan Ibun. 

Sebenarnya kalau cerita soal Anjani aku tuh suka melow sendiri. Karena terlalu banyak kesalahan yang aku perbuat selama mengasuh dan mendidiknya. Belum lagi ketika aku harus hamil anak kedua disaat usianya yang masih sangat kecil, 9 bulan. Anjani yang harus rela berbagi segalanya setelah ada adik. Anjani yang harus berkorban lebih banyak soal waktuku yang tersita ketika mengurusi adik, berbagi mainan, berbagi semua yang telah dia miliki. Di usiamu yang kini belum genap 3 tahun, kamu sungguh telah tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Anak yang berlapang hati menerima keadaan. Anak yang ramah yang selalu tersenyum kepada semua orang. Anak yang pintar dan cerdas. Anak yang supel. Ibun proud of you, Kak. 




Tumbuhlah menjadi anak sesuai dengan fitrahmu ya Kak, Ibun sama Ayah akan selalu mendampingimu. Akan selalu menjadi yang pertama untukmu. Insya Allah..Ayah dan Ibun sayang sekali sama Kakak Jani, Loveyou a lot 😘😘😘





Salam,
Ibun Diyana